Pasar Batik Sudah Telan Dana Rp6 M


Tidak Ada Perkembangan Berarti, DCKTR Berdalih  Menunggu Pemprov Jawa Barat
FOTO: NUR VIA PAHLAWANITA/RADAR CIREBON
SUDAH 6 MILIAR. Pembangunan Pasar Batik Cirebon di samping eks Terminal Weru baru dimulai di Blok C.
WERU- Tidak hanya persoalan renovasi Pasar Pasalaran, pembangunan Pasar Batik Cirebon yang juga berlokasi di Weru bisa menimbulkan masalah. Hingga kemarin, belum ada perkembangan yang berarti. Pembangunan sendiri masih untuk kawasan Blok C dan penyelesaiannya baru mencapai 88 persen atau diprediksi tuntas Desember 2012.
Kasi Bangunan dan Gedung Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) Kabupaten Cirebon, Yedi Adipriyatna SSos, mengatakan, awal pembangunan memang menelan dana Rp6 miliar. “Dana Rp6 miliar itu untuk tahap proses pengerukan, pengurugan, pengerasan jalan serta saluran air. Jadi nanti tahap berikutnya tinggal membangun dan mendirikan saja, sehingga tidak begitu mengeluarkan banyak uang,” kata Yedi.
Meski demikian, lanjut Yedi, dari dana awal Rp6 miliar tersebut yang belum terpakai sebesar Rp600 juta. Dia mengakui pembangunan tahap I (Blok C, red) diadakan akhir tahun 2011, tapi tersendat karena alasan cuaca dan kondisi saat itu. Lebih lanjut dikatakan, sudah hampir dua minggu yang lalu kelanjutan pembangunan tahap ini sedang diteruskan. “Sudah hampir dua minggu  uang sisa Rp600 juta digunakan untuk menyelesaikan Blok C yang diprediksi bisa selesai paling lama akhir Desember 2012,” tuturnya.
Sekadar diketahui, proyek pembangunan pasar batik ini digulirkan melalui dana APBD Provinsi Jabar pada tahun 2011. Gubernur Ahmad Heryawan menjanjikan sekitar Rp14 miliar APBD Provinsi Jabar untuk proyek ini. Saat ini, sambung Yedi, pihaknya tengah memberikan usulan kembali kepada gubernur. “Dulu kita ada usulan dana (usulan kedua) sekitar Rp8 miliar lagi. Tapi karena hingga saat ini belum dijawab kapan cairnya, maka kemungkinan kami akan usulkan ulang dengan jumlah Rp10 milar. Berubah Rp10 miliar karena melihat harga bahan-bahan naik. Kan kalau semakin lama harga barang pasti naik,” jelasnya.
Menurutnya, anggaran tahap kedua sebesar Rp10 miliar itu akan digunakan untuk melanjutkan pembangunan blok A, B, dan D serta sarana umum seperti area parkir dan tempat mandi, cuci, kakus (MCK). Yedi berharap agar sisa anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan pasar batik segera cair. “Ya tentunya inginnya secepatnya cair, biar perajin batik juga bisa langsung menempati pasar,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Cirebon Arif Rahman ST meminta Pemkab Cirebon segera membahas mekanisme penempatan kios. “Yang jelas, yang akan menempati kios-kios di pasar batik itu diprioritaskan perajin dan pedagang kecil yang belum mempunyai tempat permanen untuk jualan batik. Harus diawasi jangan sampai pengusaha bisa menempati kios di sana,” ucap Arif. (via)

6 MILIAR UNTUK APA SAJA?


-   DCKTR mengatakan dana Rp6 miliar untuk tahap proses pengerukan, pengurugan, pengerasan jalan serta saluran air.
-   Dari Rp6 miliar, tersisa anggaran Rp600 juta dan     kini digunakan untuk membangun Blok C.

-   Pembangunan Blok C mencapai 88 persen dan diprediksi tuntas Desember 2012.

-   Pasar batik ini digulirkan melalui dana APBD Provinsi Jabar tahun 2011.

-   Gubernur Ahmad Heryawan menjanjikan dana sekitar Rp14 miliar dan baru cair Rp6 miliar.

-   Saat ini DCTKR tengah memberikan usulan dana tahap kedua dengan jumlah Rp10 miliar.
Share on Google Plus

About ridwan comunity smpn 6

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Post a Comment