Keluarga Bisa Tuntut RSUD Gunung Jati
KESAMBI
– Meninggalnya dua warga miskin berturut-turut dalam sepekan akibat
pelayanan tidak maksimal di RUSD Gunung Jati dikecam keras oleh aktivis
Basis, Kris Herwandi. Pihaknya mendesak DPRD dan Pemkot Cirebon mengusut
kematian pasien miskin tersebut.
“Kalimat orang miskin dilarang sakit itu sangat tepat untuk
mendeskripsikan apa yang terjadi di Kota Cirebon. Pelayanan yang baik
tidak memihak untuk orang miskin, karena kesehatan hanya milik orang
kaya,” kritiknya saat dihubungi via telepon, kemarin.
Menurut Kris, wali kota dan pihak DPRD harus turun tangan melakukan
investigasi, dan mencari tahu siapa oknum yang harus bertanggung jawab
mengenai permasalahan ini. Pemerintah juga harus mencari tahu penyebab
dan solusi atas permasalahannya. “Wali kota dan DPRD jangan hanya diam,
karena mereka juga bertanggung jawab. Ini menyangkut soal nyawa rakyat.
Usut kematian pasien miskin itu,” tegasnya.
Tidak hanya itu, sanksi untuk oknum yang dianggap lalai juga harus
diberikan. “Jangan ragu untuk memberikan sanksi bagi pihak-pihak yang
lalai,” ucapnya.
Akademisi Unswagati, Drs Moh Taufik Hidayat MSi mengatakan, kasus
meninggalnya pasien di RSUD Gunung Jati menunjukkan selama ini pihak
rumah sakit tidak melakukan upaya peningkatan pelayanan secara serius.
Padahal, potret kurang baiknya pelayanan RSUD Gunung Jati tidak hanya
kali ini saja. “Maka dari itu sudah saatnya pelayanan RSUD Gunung Jati
direformasi dari berbagai aspek. Termasuk sikap mental dan kedisiplinan
paramedis yang menjadi ujung tombak pelayanan di rumah sakit,” katanya.
Terlepas dari takdir, lanjut dia, meninggalnya pasien SKTM itu sudah
jelas karena kelalaian pihak rumah sakit. “Kalau begini keluarga korban
bisa melakukan clash action dan menuntut pihak RSUD secara hukum,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang warga Kesunean, Anton, yang merupakan
pasien dengan surat keterangan tidak mampu (SKTM), meninggal Jumat
(1/3) malam, karena lamban mendapat pertolongan medis di RSUD Gunung
jati. Sementara Abdullah Mahmud, warga Petireman Kota Cirebon dirawat di
ruang Soka Kamar 6. Kondisi pasien cukup kritis. Namun sayangnya, sejak
masuk rumah sakit Kamis malam (28/2), yang bersangkutan baru
mendapatkan visit dokter siang hari.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment