Desa Sirnabaya dan Desa Purwawinangun Mencekam
CIREBON- Saling serang antarwarga kembali terjadi di Kabupaten
Cirebon. Sepekan sebelumnya tawuran antara Blok Budi Raja dan Singapura
Desa Sirnabaya Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon. Kini Rabu malam
(28/8) sekitar pukul 23.00 terjadi perang antardesa yakni Desa Sirnabaya
Kecamatan Gunungjati dan Desa Purwawinangun Kecamatan Suranenggala.
Diduga, saling serang tersebut merupakan lanjutan dari tawuran yang
terjadi beberapa waktu lalu. Padahal pemicunya hal sepele, karena pemuda
beda desa itu saling ejek.
Berdasarkan keterangan salah satu saksi mata, Adi (20), saat itu, ada
segerombolan pemuda mengendarai sepeda motor sambil membawa aneka
senjata tajam, seperti panah, benda tumpul, jeruji, batu, senapan angin
dan bom molotov. Entah siapa yang memulai, aksi saling ejek terjadi. Dan
tawuran tersebut terjadi. Perang batu, panah dan bom molotov tak
terelakan. Warga dari dua desa tersebut terlibat saling serang yang
sangat sengit. “Tadi kejadiannya sekitar jam sebelas malam, kurang tahu
kenapanya, yang pasti saling serang,” jelas Adi.
Salah satu warga lainya, Sarah, mengaku kaget dengan terjadinya
peristiwa itu. Dia mengatakan, saat kejadian, dirinya sedang tertidur.
Sewaktu mendengar kabar dan teriakan histeris warga kalau terjadi
tawuran, dirinya terbangun dan segera melihat kondisi sekitar. “Gimana nggak panik Mbak, waktu kejadian, saya lagi tidur. Tahu-tahu ada yang bilang kalau ada perang, saya akhirnya terbangun,” ujarnya.
Akibat perang antarwarga itu, sedikitnya 3 rumah warga terbakar dan
sekitar 60 warga terluka. Para korban dilarikan ke Puskesmas
Suranenggala, Rumah Sakit Pelabuhan dan RSUD Gunung Jati (RSUDGJ) Kota
Cirebon.
Pantauan Radar di lokasi kejadian, tiga orang korban yakni
Kirno (17), Bambang (16) dan Gilang A D (17) menjalani perawatan di RS
Pelabuhan Kota Cirebon.
Tawuran tersebut membuat warga dua desa panik. Mereka berhamburan
keluar rumah dan mencari tempat yang aman. Polisi dan TNI merangsek
masuk setelah Dandim 0620 Letkol ARH Jamaah memberikan perintah maju.
Namun saat petugas masuk, warga melemparinya dengan bom molotov.
Tembakan peringatan pun tidak digubris oleh warga.
Kasi Ekbang Dewa Purwawinangun, Wadupai membenarkan bila sedikitnya
tiga rumah di Desa Purwawinangun dibakar warga. Belasan rumah pun rusak
akibat lemparan batu dan senjata lainnya. “Hingga saat ini kita masih
berjaga-jaga. Yang pasti saya harap kondisi bisa kembali kondusif,”
ujarnya.
Sementara itu, Kuwu Desa Jadimulya Kecamatan Gunungjati, Bambang
Subrata merasa heran karena 3 hari sebelumnya telah dilakukan pertemuan
antarkuwu se-Kecamatan Gunungjati, Suranenggala dan Kapetakan. Pertemuan
itu membahas terkait kondusivitas lingkungan. “Tiga hari sebelumnya
kami baru melakukan pertemuan antarkuwu. Dari rapat itu, kami
mengagendakan ada jadwal piket keliling untuk menjaga kondusivitas
antarkampung. Saya heran kenapa tawuran ini bisa terjadi lagi,”
tukasnya.
Hingga berita ini diturunkan pukul 02.00 WIB dini hari, aksi perang
antardesa itu masih berlanjut. Belum ada keterangan dari pihak
kepolisian. Namun, suasana lokasi kejadian masih mencekam dan sejumlah
aparat kepolisian dan TNI masih berjaga-jaga. (via/rdh/kmg)
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment