Pantauan Radar, lahan trotoar di sekitar jembatan dengan bidang tanah menanjak itu, habis karena longsor. Terlihat ada batang pohon yang sudah kering terjungkal ke dalam jurang. Tak hanya itu, kontruksi cor-coran bekas lantai juga ambruk. Yang tertinggal tinggal 3 buah tiang penyangganya saja.
Ditemui wartawan koran ini, Moh Saleh (65), warga setempat mengatakan, ambruknya trotoar di dekat jembatan itu sudah terjadi kurang lebih dari 2 tahun yang lalu. Ambruknya pun tidak sekaligus, melainkan sedikit demi sedikit. Hingga saat ini, lahan yang ambruk itu sudah memakan hampir 90 persen dari lebar trotoar.
Menurut Saleh, sebelum di seputar jembatan itu dibangun trotoar, seorang pedangan buah nangka pernah jatuh kedalam jurang. Karena tidak seimbang saat melalui jalan menurun menggunakan sepeda. Tidak lama, pohon yang tumbuh disana juga tumbang, lantaran tanah yang lambat laun merosot. “Makanya dijembatan itu terlihat akar-akar tamanan,” kata Soleh, saat dijumpai di kediamanya, Selasa (24/7).
Ditanya soal tiang penyangga di seputar jembatan, Saleh mengatakan, bangunan tersebut bekas usaha las. Namun karena bangkrut, tempat itu ditinggalkan begitu saja. Sementara papan di atas tiang itu terbawa longsor, tiang yang dibuat dengan cor-coran itu masih berdiri kokoh. Saleh mengaku, kondisi tersebut sebetulnya menghawatirkan, karena di samping jembatan, kontruksi jalan pun menanjak sehingga kendaraan yang lalu-lalang, seringnya menancap gas dengan kecepatan tinggi. Hal ini yang berpengaruh besar terhadap tekanan tanah, terutama terhadap merosotnya tanah. “PJU di seputar jembatan juga sering mati, kata petugas yang waktu itu betulin. Itu akibat tekanan kendaraan yang tinggi di jembatan yang menanjak,” terangnya.
Namun, kondisi seperti itu diakui Saleh membuatnya tidak bisa berbuat banyak. “Ya khawatir si khawatir, tapi gimana ya, melapor juga sama siapa, ujungnya ngga ditanggepin,”tTukasnya.
Dikonfirmasi, Kadis DPUPESDM Kota Cirebon, Drs Wahyo MPd mengatakan, pihaknya sampai saat ini belum menerima laporan. “Belum ada laporan, tapi coba nanti kami cek,” tegasnya.
Sementara, Kepala Bidang Bina Marga DPUPESDM, Imas Maskana mengatakan, setelah menerima laporan, langsung melakukan cek lokasi. Namun, setelah ditelaah, Jl Kalitanjung merupakan proyek provinsi. Imas mengatakan, wilayah yang saat ini penangananya menjadi tanggung jawab provinsi meliputi Jl Kalitanjung, Nyimas Gandasari dan Kesambi. “Per November 2011, peraturanya sudah turun,” kata dia.
Untuk itu, pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Namun, Imas berjanji akan membantu informasi tersebut tembus kepada instansi yang berwenang. “Pasti akan kami bantu supaya laporanya tembus kesana, di samping melalui media juga,” kata dia.
0 komentar:
Post a Comment