“Hingga Sabtu sore (kemarin) kami belum menerima naskah soal UN tingkat SMP/MTs. Tapi kami optimis soal tersebut datang maksimal selesai subuh nanti,” tutur Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Majalengka Drs H Sanwasi MM, tadi malam.
Dikatakan Sanwasi, proses kedatangan soal kembali terganggu karena baru bisa dikirim pemerintah provinsi sore. Berbeda dengan pelaksanaan pendistribusian tahun sebelumnya soal sudah sampe pada H-2. Oleh karena itu, pihaknya terus melakukan komunikasi terkait mundurnya kedatangan soal UN.
“Saat kami hubungi ke pihak panitia provinsi, soal tersebut positif datang Minggu pagi (21/4). Kami berupaya semaksimal mungkin pada pelaksanaan hari pertama UN lancar tidak seperti daerah lain,” ujarnya.
Sanwasi menilai, proses pelaksanaan UN tingkat SMP/MTs juga permasalahannya sama seperti tingkat SLTA/sederajat. Namun, pihaknya optimis jika UN SMP yang akan digelar Senin (22/4) bisa dilaksanakan.
Menurutnya, lembaga pendidikan di Kabupaten Majalengka harus tetap konsentrasi pada pelaksanaan UN. “Terkait pengadaan soal ujian, pendistribusian yang dinilai lambat, kita harus berusaha untuk mengoptimalkan kondisi ini, meski permasalahan itu ada di tingkat sistem pusat. Kita tetap menyukseskan pelaksanaan UN, jangan sampai berdampak pada proses hari H-nya nanti,” pesannya.
Dia membeberkan, tahun 2013 jumlah siswa yang mengikuti ujian nasional mencapai 19.096. Meliputi SMP sebanyak 12.746 siswa dan MTs 5.450 orang. Adapun untuk paket B jumlah siswa mencapai 900 siswa. Untuk lokasi terdapat di 15 sekolah (sub rayon). Lokasi SMP masing-masing meliputi SMPN I Leuwimunding, SMPN 2 Majalengka, SMPN I Talaga, SMPN I Bantarujeg, SMPN 2 Cikijing. Kemudian SMPN I Maja, SMPN I Kadipaten, SMPN I Kertajati, SMPN 2 Jatiwangi dan SMPN I Sumberjaya.
“Untuk MTs ada 5 sub rayon yakni MTs Negeri Bantarwaru, Kecamatan Ligung, MTs Negeri Sukaraja, Kecamatan Jatiwangi dan MTs Negeri Leuwimunding, MTs Negeri Talaga dan MTs Negeri Lemahsugih,” jelasnya.
Ia menambahkan, pelaksanaan pendistribusian UN tingkat SMP/MTs juga ada perbedaan dari tahun sebelumnya. Seperti pemisahan titik bagi (sub rayon) antara SMP dan MTs. Tahun sebelumnya, proses pendistribusian tersebut hanya dibagikan ke sub rayon SMP saja.
“Pemisahan ini supaya lebih dekat. Ini sudah menjadi pertimbangan semua pihak agar efektif. Setelah soal tiba, kami hitung kembali dan penandatanganan sebagai tanda terima yang kemudian dilanjutkan proses pendistribusian ke titik bagi,” pungkasnya.
0 komentar:
Post a Comment