Masih ingat kan kalau beberapa minggu lalu saya mengunjungi Cirebon?
Masih ada beberapa objek wisata yang belom saya tuliskan ceritanya di
blog ini. Salah satunya Keraton Kasepuhan Cirebon. Nggak lengkap
rasanya jalan-jalan ke Cirebon jika nggak mampir ke sini.
Keraton
Kasepuhan Cirebon berada di dalam kota. Bahkan, saya ke mana-mana jalan
kaki. Nggak jauh lah, tapi lumayan juga buat olah raga. Adanya di Jalan
Kasepuhan. Kalau ditanya arah, ya saya bingung juga, soalnya cuma
bermodalkan peta hasil jepretan di Stasiun Kereta Api Cirebon. Orang
bilang perempuan buta peta, itu betul buat saya. Jadi saya
mempercayakan teman buat membaca peta dan bertanya pada orang di jalan
jika ragu-ragu dengan arah. Hehehe…
Ada kejadian lumayan unik,
ketika saya menanyakan pada orang yang berada di depan Keraton
Kasepuhan, “Mbak, ini bener ya Keraton Kasepuhan?” tanya saya. Dia
menjawab, “Bukan, ini Kanoman.” “Lha, kalo Kasepuhan di sebelah mana?”
Sambil menggelengkan kepala dijawabnya, “Nggak tahu…” Padahal ya memang
benar, setelah saya masuk, itu Keraton Kasepuhan. (–‘)
Harga
tiket masuk ke Keraton Kasepuhan Cirebon adalah Rp. 3.000,- Loket
berada di bagian depan, dan biasanya wisatawan datang secara
berkelompok, jadi mereka akan diberi pemandu wisata dengan pakaian adat
yang menerangkan seluk beluk Keraton secara utuh. Pemandu wisata adalah
seorang yang pada umumnya masih memiliki hubungan darah dengan abdi
dalem keraton.
Saya
yang datang sendiri (eh, berdua dengan teman), terpaksa deh berkeliling
tanpa ada yang menemani. Karena sebelumnya juga belom Googling dan
membaca sejarah dari Keraton Kasepuhan Cirebon ini, jadinya kami
menebak-nebak sendiri apa yang ada di Keraton tersebut.
Di
bagian tengah, sebelum masuk ke daerah museum, terdapat gapura yang
terbuat dari batu bata merah yang dalam pembangunannya tidak
menggunakan semen sama sekali. Gapura semacam itu menjadi ciri khas
kota Cirebon, sehingga hampir di seluruh sudut kota, bangunan-bangunan
umum maupun milik pemerintah, seperti gedung sekolah, memakai ciri khas
yang sama.
Di
dalam Keraton Kasepuhan Cirebon, terdapat patung macan yang
melambangkan Prabu Siliwangi. Saya sendiri beberapa kali melihat ada
patung macan juga, sebagai identitas lain disamping gapura dari bata
merah di Cirebon.
Selain
museum, terdapat pendopo yang merupakan bangunan utama yang berwarna
putih. Didalamnya terdapat ruang tamu, ruang tidur dan singgasana raja.
Panas
banget ini pas ambil foto di depan Keraton Kesepuhan. Ada alun-alun
pada zaman dahulu bernama Alun-alun Sangkala Buana yang merupakan
tempat latihan keprajuritan diadakan pada hari Sabtu atau istilahnya
pada waktu itu adalah Saptonan. Dan di alun-alun inilah dahulunya
dilaksanakan berbagai macam hukuman terhadap setiap rakyat yang
melanggar peraturan seperti hukuman cambuk.
Di
sebelah barat Keraton kasepuhan terdapat Masjid yang cukup megah hasil
karya dari para wali yaitu Masjid Agung Sang Cipta Rasa.
Dari
Masjid itu lurus menembus pasar, kita dapat menuju ke Keraton Kanoman.
Tapi ceritanya nanti lagi ya. Yang pasti, satu hal yang saya
perhatikan, di Cirebon itu banyak banget becaknya. Hehehe…
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment