Menjelang
Idul Fitri 1430H, Pemerintah Kabupaten Cirebon semakin giat memperbaiki
segala sarana dan prasarana yang berkaitan dengan arus mudik. Hal ini
dilakukan demi kenyamanan dan keamanan para pemudik saat melintasi
wilayah Kabupaten Cirebon.
Seperti tahun-tahun sebelumnya Kabupaten Cirebon adalah jalur tersibuk
dan terpadat di masa arus mudik dan balik lebaran. Hal ini dikarenakan
Kabupaten Cirebon adalah perbatasan wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah
di jalur pantura.
Namun kepadatan jalur lalu lintas di wilayah Kabupaten Cirebon jangan
terlalu dikhawatirkan karena para pemudik dapat beristirahat sejenak
sambil berwisata di Kabupaten Cirebon. Mulai dari wisata rohani, wisata
belanja sampai wisata kuliner.
Kepada para pemudik dihimbau untuk berhati-hati dalam menjalankan
kendaraannya. Beristirahatlah apabila terasa lelah/ngantuk. Udara
Cirebon sangat panas dan matahari bersinar sangat terik. Untuk itu
pastikan AC kendaraan berfungsi dengan baik. Kalaupun kendaraan tidak
dilengkapi dengan AC, agar tetap dalam kondisi yang fit selama
perjalanan, sempatkan untuk beristirahat di mesjid, di tempat-tempat
rindang lainnya atau mampir sejenak ke tempat wisata di Kabupaten
Cirebon.
Berikut ini jalur padat yang rawan macet namun dapat dimanfaatkan
para pemudik untuk beristirahat sambil menikmati kekhasan Kabupaten
Cirebon:
- Pasar Celancang
Dari arah Jakarta/Indramayu, sekitar 2 km sebelum Pasar Celancang,
tepatnya di sebelah Kantor Kecamatan Suranenggala terdapat Tempat
Pelelangan Ikan (TPI). Pemudik dapat menjumpai hasil laut segar yang
baru diturunkan dari kapal/perahu, biasanya mulai pukul 13.00 hingga
sore hari. Di tempat ini bahkan ada yang menjual ikan bakar.
Kemacetan di sekitar Pasar Celancang terjadi karena adanya pasar
tumpah. Hari pasaran adalah hari Jumat namun menjelang lebaran, jalur
di sekitar pasar ini kerap dilanda kemacetan karena banyaknya
masyarakat yang berbelanja ke pasar tersebut dan juga volume arus lalu
lintas yang kian padat.
Namun jangan khawatir karena tahun ini para pedagang yang berjualan di
pinggiran jalan telah direlokasi ke dalam pasar sehingga jalan di
sekitar Pasar Celancang lebih luas dan berkurang kemacetannya.
Sekitar 500 meter dari Pasar Celancang, di bawah Jembatan Muara Bondet,
banyak para nelayan yang menjual hasil laut segar dengan harga yang
tentunya lebih murah.
- Makam Sunan Gunung Jati
Sekitar 1 km dari Pasar Celancang, para pemudik akan melewati Kompleks
Makam Sunan Gunung Jati. Di sini, para pemudik dapat berwisata rohani
dengan melakukan ziarah kubur ke makam Sunan Gunung Jati dan istrinya
yang berasal dari Tiongkok, Putri Ong Tien. Pada hari-hari biasa,
kompleks makam ini banyak dikunjungi oleh peziarah dari seluruh
nusantara.
- Pasar Tegal Gubug
Apabila di pertigaan Celeng-Indramayu pemudik mengambil jalur belok
kanan menuju Palimanan, maka pemudik akan melewati Pasar Tegal Gubug.
Daerah ini rawan macet terutama saat hari pasaran yaitu hari Selasa dan
Sabtu.
Pasar Tegal Gubug-Arjawinangun dikenal sebagai sentra penjualan tekstil
terbesar di Asia Tenggara. Para pemudik dapat berbelanja aneka tekstil,
mulai dari kain meteran/kiloan sampai pakaian jadi dengan harga yang
lebih murah.
Sekitar Tegal Gubug, di Desa Gegesik Wetan Kecamatan Gegesik (sekitar 7 km dari Pasar Tegal Gubug) terdapat sentra Lukisan Kaca.
Masih di wilayah Arjawinangun, di Desa Slangit, dapat ditemui para
pengrajin topeng yang biasa digunakan untuk Tari Topeng, tarian khas
Cirebon.
- Pasar Jamblang
Bagi pemudik yang melintasi Cirebon di malam hari, setelah Palimanan,
maka akan melewati daerah Jamblang. Di Pasar Jamblang ini, khususnya di
malam hari, banyak yang berjualan Sega Jamblang (Nasi Jamblang) yang
merupakan makanan khas Cirebon. Nasi jamblang terdiri dari nasi putih
yang dibungkus dengan daun jati dalam ukuran yang kecil, sedangkan lauk
pauknya terdiri dari pepes telur rajungan, otak, semur tahu, jambal
asin, semur daging, tahu tempe goreng serta masih banyak lagi.
Apabila pemudik menggunakan jalan tol (tidak melalui jalur Jamblang),
begitu keluar dari pintu tol Plumbon (Jalan Tol Palikanci) pemudik akan
menjumpai Sentra Industri Rotan Terbesar di Dunia, yaitu Desa
Tegalwangi dan sekitarnya.
Para pemudik dapat berbelanja aneka produk rotan kualitas ekspor dengan
harga yang relatif murah, mulai dari furnitur, souvenir sampai
pernak-pernik hiasan rumah.
- Pasar Pasalaran Plered
Setelah melewati daerah Tegalwangi, para pemudik biasanya terjebak
kemacetan di Pasar Plered. Dari arah Tegalwangi, pasar ini terletak di
sebelah kiri perempatan lampu merah. Apabila belok kanan menuju
Kompleks Perkantoran Pemerintah Kabupaten Cirebon di Sumber sedangkan
belok kiri menuju Desa Wisata Belanja Batik Cirebonan, Trusmi.
Di Desa Trusmi, dapat dijumpai banyak home industry yang menjual batik
khas Cirebon. Sentra batik ini akan lebih ramai pada akhir pekan oleh
pembeli yang datang dari luar kota dan luar negeri. Motif batik yang
terkenal dari kawasan ini adalah motif Mega Mendung.
Apabila pemudik ingin memasuki kawasan batik namun enggan terhadang
kemacetan pasar, tidak perlu belok kiri setelah melewati perempatan
lampu merah Pasar Plered. Dari perempatan tersebut berjalan sekitar
satu kilometer, di sebelah kiri ada Jalan Panembahan. Di Panembahan
banyak juga dijumpai showroom dan home industry . Desa Panembahan ini,
masih bersebelahan dengan Desa Trusmi, karenanya ada jalan yang
menghubungkan kedua kawasan ini.
Apabila masih punya waktu, dari Trusmi para pemudik dapat meneruskan
perjalanan ke Desa Kaliwulu. Desa ini dikenal sebagai sentra industri
mebel kayu. Jangan khawatir kesulitan membawa barang yang dibeli karena
barang yang dibeli tersebut bisa diantar ke rumah pembeli, bahkan
pembeli yang berasal dari luar kota.
- Pasar Kue Setu
Tidak jauh dari Pasar Plered, para pemudik akan kembali dihadang
kemacetan Pasar Kue Setu. Kue-kue yang penjualannya tersebar hingga ke
hampir seluruh Indonesia dan kebanyakan berupa cemilan ini diproduksi
oleh industri rumahan di Desa Setu dan sekitarnya.
Cemilan khas cirebon yang banyak dijual bernama unik, diantaranya
kerupuk kulit kerbau/rambak, kerupuk melarat, kerupuk geol, kerupuk
upil, kerupuk gendar, kerupuk jengkol, jagung marning, rengginang mini,
emping, kelitik, kue atom, maypilow, kembang andul, ladu, simpil,
gapit, otokowok, opak, welus, sagon dan masih banyak lagi.
Di sepanjang jalan Plered-Setu-Tengah Tani ini para pemudik juga dapat
menikmati makanan khas Cirebon di daerah asalnya, yaitu Empal Gentong
Plered sebagai hidangan berbuka puasa. Empal di Cirebon berbeda dengan
empal pada umumnya, yaitu tidak berbentuk kering seperti gepuk namun
empal gentong ini sekilas mirip gulai sapi dan dimasak dengan
menggunakan gentong dan kayu bakar. Sekarang empal gentong dibuat
variasi, Empal Gentong Asem, yaitu empal dengan kuah bening dan terasa
asam menyegarkan, sangat cocok untuk mereka yang menghindari kuah
santan.
Selain kue cemilan, di sekitar Pasar Setu ini banyak pula dijual sandal
karet dan kulit. Penjualan sandal produksi industri rumahan ini sudah
menyebar hingga ke pelosok nusantara.
Di Kecamatan Tengah Tani tepatnya di Desa Astapada ini terdapat pula
sentra kerajinan kulit kerang yang sangat pas untuk dibawa sebagai
souvenir/oleh-oleh bagi kerabat. Kulit kerang ini diolah sedemikian
rupa hingga dibuat menjadi lampu, bingkai, hiasan dinding, vas bunga
dan masih banyak lagi.
- Pasar Gebang
Kemacetan terparah di wilayah Kabupaten Cirebon biasanya terjadi di
sekitar Pasar Gebang. Hal ini terjadi karena pasar tumpah. Di sepanjang
pasar ini para pemudik juga dapat berbelanja aneka jenis ikan laut
segar.
Sekitar 5 km dari Pasar Gebang, di sebelah kiri, dapat dijumpai Pasar Bawang, yang akan sangat ramai pada masa panen.
Sebagai informasi, di sepanjang jalur mudik banyak ditemui
warung-warung dadakan yang menjual aneka makanan khas Cirebon. Banyak
pula operator seluler dan bengkel resmi kendaraan bermotor yang membuka
outlet dan dapat digunakan sebagai tempat beristirahat.
Untuk para pemudik yang memerlukan bantuan kesehatan, Pemerintah
Kabupaten Cirebon menyediakan fasilitas kesehatan di tiap puskesmas
yang berada di jalur mudik pantura.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment