Berburu Batik Trusmi hingga Nasi Jamblang di Cirebon

TIDAK lengkap rasanya jika kita hanya menikmati wisata ziarah yang memang sudah mahsyur itu. Di Cirebon, selain kaya khasanah budaya spiritual, pesona lain tak kalah menariknya.

trusmi
Tak jauh dari pusat kota, sekitar 5 km tersebutlah Desa Trusmi Wetan dan Trusmi Kulon di Kecamatan Weru, yang merupakan desa batik.
Populernya Desa Trusmi sebagai pusat batik berawal dari peran Ki Gede Trusmi, salah seorang pengikut setia Sunan Gunung Jati yang mengajarkan seni membatik sembari menyebarkan ajaran Islam.
Hingga kini budaya membatik terus dipertahankan dan jauh lebih berkembang, bahkan batik trusmi berhasil menjadi salah satu ikon batik nasional.
Usaha batik trusmi pada awalnya berasal dari industri yang dikelola secara rumahan, tetapi lama kelamaan menjadi industri kerajinan yang berorientasi bisnis. Selain memenuhi kebutuhan lokal, produk batik trusmi juga banyak yang diekspor untuk memuaskan hasrat para pecinta batik di Jepang, Amerika dan Belanda.
Secara umum batik Cirebon termasuk ke dalam kelompok batik pesisiran yang dipengaruhi oleh karakter masyarakat pesisir. Coraknya luwes dan beragam bahkan motif budaya asing pun terserap.
Batik jenis ini cenderung untuk memenuhi atau mengikuti selera konsumen dari berbagai daerah, sehingga warna batik pesisiran lebih atraktif dan menggunakan banyak warna.
Selain batik pesisiran sebagian batik Cirebon juga termasuk dalam kelompok
batik kompeni
batik keraton, yang motifnya banyak dipergunakan oleh kesultanan di keraton. Dari dua kelompok batik ini muncul beberapa desain batik Cirebonan klasik yang hingga sekarang terus diproduksi oleh sebagian masyarakat Desa Trusmi diantaranya seperti motif mega mendung, paksinaga liman, patran keris, patran kangkung, singa payung, singa barong, banjar balong, ayam alas, sawat pengantin, katewono, gunung giwur, simbar menjangan, dll.
Saat kita berkunjung ke Desa Trusmi, selain dapat membeli aneka batik, wisatawan juga dapat melihat secara langsung bagaimana batik itu dibuat. Mulai dari proses pencetakan batik (batik cap), hingga proses pelekatan lilin batik dengan canting (batik tulis).
Selain keindahan batik yang dapat dibeli, akan lebih afdol apabila kita mencoba kekhasan nasi jamblang (Sego Jamblang) Cirebonn. Sebenarnya nasi ini adalah nasi putih biasa, namun menjadi unik karena disajikan dengan balutan daun jati yang memberikan aroma khas. Lauk dan sayuran dapat dipilih sendiri sesuai selera. Ada telur dadar, tahu dan tempe goreng, sate telur puyuh, cumi, perkedel, paru, dll.
Harga nasi jamblang cukup ramah di kantong, bahkan dengan merogoh kocek Rp5.000 saja kita sudah dapat menikmati nasi jamblang diiringi lauk-pauknya. Nasi Jamblang khas Cirebon selain ramai dikunjungi oleh orang Cirebon sendiri, banyak wisatawan yang ketagihan dan ingin terus mencoba cita rasa khas Cirebon yang sulit dijumpai di tempat lain ini.
Di kota udang ini banyak tempat yang menjual nasi jamblang, tetapi yang
nasi-jamblang
paling ramai adalah di depan Grage Mall, dekat perempatan Gunung Sari. Salah satu nasi jamblang yang terkenal dan telah terbukti rasanya pas adalah Nasi Jamblang Mang Dul.
Selain nasi jamblang, Cirebon memiliki wisata kuliner yang sangat kaya yang dapat menggugah selera makan wisatawan, seperti empal gentong, nasi lengko, docang, mie koclok khas Cirebon, bubur sup ayam, tahu gejrot hingga minuman pelepas dahaga seperti es cuing dan es puter. Jajanan pasar seperti kue-kue basah khas Pasar Plered, sirup tjampolay serta kerupuk udang atau krupuk kulit tentu tidak dapat dikesampingkan. Sudah pasti Cirebon adalah surga bagi pecinta budaya, seni dan kuliner.
Share on Google Plus

About ridwan comunity smpn 6

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Post a Comment