TIDAK lengkap rasanya jika kita hanya
menikmati wisata ziarah yang memang sudah mahsyur itu. Di Cirebon,
selain kaya khasanah budaya spiritual, pesona lain tak kalah menariknya.
Populernya Desa Trusmi sebagai pusat
batik berawal dari peran Ki Gede Trusmi, salah seorang pengikut setia
Sunan Gunung Jati yang mengajarkan seni membatik sembari menyebarkan
ajaran Islam.
Hingga kini budaya membatik terus
dipertahankan dan jauh lebih berkembang, bahkan batik trusmi berhasil
menjadi salah satu ikon batik nasional.
Usaha batik trusmi pada awalnya berasal
dari industri yang dikelola secara rumahan, tetapi lama kelamaan menjadi
industri kerajinan yang berorientasi bisnis. Selain memenuhi kebutuhan
lokal, produk batik trusmi juga banyak yang diekspor untuk memuaskan
hasrat para pecinta batik di Jepang, Amerika dan Belanda.
Secara umum
batik Cirebon termasuk ke dalam kelompok batik pesisiran yang
dipengaruhi oleh karakter masyarakat pesisir. Coraknya luwes dan beragam
bahkan motif budaya asing pun terserap.
Batik jenis ini cenderung untuk memenuhi
atau mengikuti selera konsumen dari berbagai daerah, sehingga warna
batik pesisiran lebih atraktif dan menggunakan banyak warna.
Selain batik pesisiran sebagian batik Cirebon juga termasuk dalam kelompok
batik keraton, yang motifnya banyak dipergunakan oleh kesultanan di
keraton. Dari dua kelompok batik ini muncul beberapa desain batik
Cirebonan klasik yang hingga sekarang terus diproduksi oleh sebagian
masyarakat Desa Trusmi diantaranya seperti motif mega mendung, paksinaga
liman, patran keris, patran kangkung, singa payung, singa barong,
banjar balong, ayam alas, sawat pengantin, katewono, gunung giwur,
simbar menjangan, dll.
Saat kita berkunjung ke Desa Trusmi,
selain dapat membeli aneka batik, wisatawan juga dapat melihat secara
langsung bagaimana batik itu dibuat. Mulai dari proses pencetakan batik
(batik cap), hingga proses pelekatan lilin batik dengan canting (batik
tulis).
Selain keindahan batik yang dapat
dibeli, akan lebih afdol apabila kita mencoba kekhasan nasi jamblang
(Sego Jamblang) Cirebonn. Sebenarnya nasi ini adalah nasi putih biasa,
namun menjadi unik karena disajikan dengan balutan daun jati yang
memberikan aroma khas. Lauk dan sayuran dapat dipilih sendiri sesuai
selera. Ada telur dadar, tahu dan tempe goreng, sate telur puyuh, cumi,
perkedel, paru, dll.
Harga nasi jamblang cukup ramah di
kantong, bahkan dengan merogoh kocek Rp5.000 saja kita sudah dapat
menikmati nasi jamblang diiringi lauk-pauknya. Nasi Jamblang khas
Cirebon selain ramai dikunjungi oleh orang Cirebon sendiri, banyak
wisatawan yang ketagihan dan ingin terus mencoba cita rasa khas Cirebon
yang sulit dijumpai di tempat lain ini.
Di kota udang ini banyak tempat yang menjual nasi jamblang, tetapi yang
paling ramai adalah di depan Grage Mall, dekat perempatan Gunung
Sari. Salah satu nasi jamblang yang terkenal dan telah terbukti rasanya
pas adalah Nasi Jamblang Mang Dul.
Selain nasi jamblang, Cirebon memiliki
wisata kuliner yang sangat kaya yang dapat menggugah selera makan
wisatawan, seperti empal gentong, nasi lengko, docang, mie koclok khas
Cirebon, bubur sup ayam, tahu gejrot hingga minuman pelepas dahaga
seperti es cuing dan es puter. Jajanan pasar seperti kue-kue basah khas
Pasar Plered, sirup tjampolay serta kerupuk udang atau krupuk kulit
tentu tidak dapat dikesampingkan. Sudah pasti Cirebon adalah surga bagi
pecinta budaya, seni dan kuliner.
0 komentar:
Post a Comment