Radang Otak, Koma 27 Hari

 
JALAKSANA- Ahmad Rifai, anak pasangan Sulaeman (25) dan Mumuh (25), warga Desa/Kecamatan Jalaksana,
hanya bisa tergolek lemah di atas kasur. Bocah yang pada bulan Mei mendatang genap berumur lima tahun ini koma selama 27 hari akibat terkena penyakit radang otak.
Setiap hari, dia hanya minum susu sebagai pengganti makanan. Tiap 3,5 jam, orang tuanya dan kerabat lainnya bergantian mamasukkan susu ke tubuh Ahmad Rifai melalui selang yang dipasang lewat hidung. “Karena dokter rumah sakit sudah angkat tangan (menyerah), maka saya bawa pulang ke rumah,” tutur Satinah (41), nenek dari Ahmad Rifai saat dijumpai Radar, Senin (5/3).
Sepulang dari rumah sakit, Ahmad sedianya akan dirawat di rumah orang tuanya. Namun karena ada bayi (adik Ahmad) yang baru berumur dua bulan, dokter melarang hal tersebut. Dokter melarang Ahmad
serumah dengan adiknya karena dikhawatirkan virus (penyakit) yang diderita Ahmad akan menular ke adiknya. Ahmad lantas dirawat di rumah neneknya di Desa Sidamulya, RT 04/08.
Kepada Radar, Satinah mencoba menceritkan awal mula panyakit yang menyerang cucunya itu. Disebutkan, pada akhir Desember 2011 lalu tiba-tiba Ahmad terkena panas. Sulamen, ayah Ahmad yang berprofesi sebagai buruh bangunan, membawa sang anak berobat ke dokter. Hasilnya, disebutkan bahwa Ahmad hanya demam biasa.
Tapi sehari setelah sembuh, lanjut Satinah, cucunya kembali sakit panas dan dibarengi dengan pingsan secara tiba-tiba. Untuk memastikan penyakit yang diderita, pihak keluarga membawa Ahmad ke sebuah rumah sakit di Cigugur. Pihak keluarga kemudian mendapat kabar dari dokter bahwa Ahmad terkena radang otak. Ahmad lantas dirawat di Cigugur selama empat hari dalam kondisi koma, kemudian dipindahkan ke RS Wijaya Kusumah, dan lagi-lagi koma 12 selama hari.
“Akhirnya kami putuskan untuk bawa pulang. Soalnya uang sudah tidak punya lagi, dan yang utama dokter sudah angkat tangan. Di dua rumah sakit itu uang yang dikeluarkan lebih dari Rp6 juta,” tutur Mumuh, ibu Ahmad.
Derita Ahmad rupanya didengar oleh pemilik Fajar Grup, H Yogi Tyandaru. Oleh Yogi, Ahmad dibawa ke RSUD 45 dan dirawat selam 15 hari. Ternyata tidak ada perubahan. “Seperti ini kondisi Ahmad, terlihat tidur tenang meski kadang-kadang kejang tiba-tiba. Layaknya orang normal, ia selalu buang air besar dan air kecil. Maka setiap hari saya selalu ganti pakaianya dan memandikan dengan cara dilap,” ujarnya.
Hingga saat ini belum ada bantuan dari pihak pemerintah. Aparat desa pun belum pernah melihat kondisi Ahmad. Pihak keluarga pernah mengajukan agar memperoleh Jamkesmas, namun ditolak. “Saya hanya ingin Ahmad normal seperti biasa. Sebelum sakit ia merupakan anak yang cerdas dan periang,” timpal Satinah.
Sementara Kades Sidamulya, R Jaiman mengaku tidak tahu menahu soal kondisi Ahmad. Dia beralasan belum ada laporan dari warga. Kondisi Sulaeman dan Mumuh sendiri sangat memprihatinkan. Mereka tinggal di gubuk dengan ukuran 3×4 M. Keduanya kini membutuhkan bantuan dermawan agar bisa mengobati Ahmad.
Share on Google Plus

About ridwan comunity smpn 6

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Post a Comment