Warga Singkup Kesulitan Air Bersih
JAPARA- Sudah seminggu ini para pelanggan air minum di Desa Singkup, Kecamatan Japara, menjerit karena terhentinya pasokan air bersih. Masalahan ini sudah dilaporkan ke manajemen BPAMP (Badan Pengelola Air Minum Pedesaan), namun belum ada tanggapan. Padahal Pipa-pipa ke rumah pelanggan sudah tak mengocorkan air.
Air dari BPAMP itu merupakan sumber utama warga mendapatkan air bersih, selain sumur dan sumber mata air. Bahkan saat salah satu warga menggelar hajatan dua hari lalu, mereka merasakan sulitnya memperoleh air bersih.
Canung, seorang warga mengaku kesal dengan kinerja pengelola PAM pedesaan yang sama sekali tak memperhatikan pelayanan terhadap konsumen. Pasokan air selama seminggu terhenti tak direspons pengelola PAM Pedesaan. “Saya sangat jengkel dengan kinerja pengelola PAM Pedesaan. Mereka sama sekali tak menaruh respek atas keluhan dari pelanggannya. Giliran telat bayar saja pelanggan langsung didenda. Saya berharap pengelola air bersih memperhatikan keluhan pelanggannya, jangan diabaikan,” tandas Canung kepada Radar, kemarin (6/3).
Dia juga merasa sedih melihat ada warga yang hajatan kesulitan mendapatkan pasokan air bersih dari PAM Pedesaan. Kalau memang pengelola sudah tidak sanggup lagi mengelola PAM Pedesaan, kata dia, sebaiknya diserahkan ke pemda supaya bisa dikelola lebih baik. Canung juga mengimbau agar anggota dewan dari daerah Japara ikut memberikan solusi kepada pemerintah agar mengambil alih pengelolaan PAM Pedesaan. “Ini agar pengelolaan ke depan jauh lebih baik. Kejadian ini (pasokan air terhenti, red) bukan yang pertama, tapi sudah keseringan. Saatnya pemerintah mengambil alih pengelolaannya,” saran dia.
Seharusnya, kata Canung, jika pengelola PAM Pedesaan mendengarkan keluhan pelanggannya, dicarikan solusinya. Misalnya mengirimkan air bersih melalui mobil atau dengan cara lain sebagai bentuk tanggung jawab dari pengelola. “Tidak ada langkah yang ditempuh pengelola PAM Pedesaan saat pelanggannya menjerit kesulitan air. Padahal mereka memiliki tanggung jawab, karena pelanggan juga membayar biaya bulanan. Yang kami rasakan selama ini jika pasokan air terhenti, pihak pengelola PAM Pedesaan tak pernah melakukan langkah antisipasinya untuk pelanggan,” sergah Canung.
Jeritan warga Singkup terkait terhentinya pasokan air bersih dari PAM Pedesaan rupanya didengar PDAM Kabupaten Kuningan. Kemarin (5/3), dua armada tangki milik PDAM Kabupaten Kuningan memasok air bersih untuk warga setempat. Kedatangan dua tangki air bersih itu langsung disambut antusias warga. Mereka berkumpul di alun-alun balai desa menunggu giliran mendapatkan air bersih. “Ya kami langsung mengerahkan dua truk tangki untuk memasok air bersih bagi warga Singkup. Ini sebagai bentuk kepedulian PDAM Kabupaten Kuningan terhadap masyarakat. Begitu mendapat kabar dan melakukan pengecekan ke lapangan ternyata benar, kami segera mengirimkan tangki air bersih,” tegas Direktur PDAM Kuningan, H Kamdan SE didampingi Kabag Humas PDAM, Suarno.
Sikap cepat tanggap yang dilakukan Direktur PDAM, H Kamdan SE terhadap kesulitan warga yang berada di pelosok, mendapat apresiasi masyarakat setempat. Mereka berterima kasih atas cepatnya respon dari PDAM Kabupaten Kuningan. “Kami sangat berterima kasih kepada Pak H Kamdan yang langsung merespon keluhan kami dengan mengirimkan mobil tangki air bersih. Kalau semua pemimpin cepat tanggap seperti H Kamdan, mungkin kesulitan warga akan teratasi,” ungkap beberapa warga saat antre air bersih.
0 komentar:
Post a Comment