Kapolres Ciko Anggap Panitia Belum Siap


CIREBON - Panitia konser grup The Virgin, dari Untag 45, kembali mendatangi Mapolres Cirebon Kota, kemarin. Mereka menyampaikan somasi, terkait penolakan Polres Ciko, atas rencana konser artis ibu kota tersebut.
Rombongan yang terdiri dari 10 orang itu, diterima langsung Kapolres Cirebon Kota, AKBP Asep Edi Suheri. Dalam kesempatan itu, Asep langsung mengutarakan, jika penolakan tersebut, bukan tanpa alasan. Asep memandang, kurang matangnya perencanaan dan minimnya koordinasi dengan pihak kepolisian, menjadi salah satu titik terberat, untuk menyetujui pelaksanaan konser grup yang dibentuk Republik Cinta Management (RCM) itu.
Di ruang data itu, Asep mengatakan, langkah panitia dalam proses perizinan menuju wilayah hukum Polres Ciko, dianggap tidak memenuhi standar prosedur yang ada. Sebelum mengirimkan surat izin, kata Asep, panitia seharusnya sudah berkonsultasi terlebih dahulu dengan jajaran Polres, baik itu dengan Kabag Ops maupun Kasat Intelkam, selaku pendeteksi awal, dan personel yang memahami kondisi lapangan. Hal itu, kata Asep, selain membuat persiapan lebih matang, kesan saling menghormati juga terasa. “Minimal panitia sudah berkoordinasi dengan kami 3 minggu sebelum acara. Ini 4 hari sebelum acara, baru minta izin,” tegasnya.
Asep menegaskan, event konser musik artis ibu kota, bukan perkara sepele. Perencanaan yang matang itu, bukan hanya terkait perizinan saja, tetapi konsep secara keseluruhan dengan mempertimbangkan banyak aspek. Salah satu fungsi dari rapat koordinasi antara panitia dengan polisi, yakni memecahkan permasalahan event, terkait dengan pengamanan dan keselamatan banyak orang. Karena, kata Asep, beberapa event yang digelar di Cirebon, tidak melulu penontonnya berasal dari Kota Cirebon, tetapi juga penonton dari berbagai daerah luar. Hal yang sangat penting terkait denah kegiatan, lanjut Asep, panitia belum siap. “Terkait denah acara, panggung, penonton, penempatan anggota untuk pengamanan, pos Damkar, pos kesehatan dan yang harus diperhitungkan, salah satunya antisipasi kerusuhan. Jangan hanya menekankan hiburan harus jadi, tapi tidak memperhitungkan keamanan dan keselamatan orang banyak,” katanya.
Menanggapi pemberitaan sebelumnya, terkait tuduhan kapolres melakukan adu domba, Asep membantah keras hal itu. “Saya tidak mengadu domba, kalau saya adu domba, besok event tersebut saya izinkan. Tapi, pas acara dimulai, ormas menyerang,” tukasnya.
Asep mengatakan, selain karena koordinasi pengamanan yang minim, penolakan itu juga berdasarkan pertimbangan banyak hal. Termasuk kecintaannya terhadap masyarakat, apalagi jika panitia yang berasal dari kalangan mahasiswa, harus mengadapi kerusuhan, ketidakkondusivan penonton, akibat kurangnya persiapan perencanaan kegiatan. “Saya menolak karena saya sayang dengan masyarakat kampus, karena nantinya bukan hanya mahasiswa yang repot, anggota saya juga pasti akan babak belur,” tandasnya.
Share on Google Plus

About ridwan comunity smpn 6

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Post a Comment