SUMBER, .-
 Faktor ekonomi masih menjadi kendala utama anak-anak usia sekolah di 
Kabupaten Cirebon untuk meneruskan jenjang pendidikannya. Malah banyak 
diantaranya yang putus sekolah.
"Pada umumnya 
anak-anak dari ekonomi lemah lebih memilih bekerja membantu orangtuanya 
dibanding sekolah," ungkap Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas 
Pendidikan (Disdik) Kab. Cirebon Athoilah kepada CNC.
Menurut Athoilah, 
pada tahun pelajaran 2010/2011, Disdik mencatat 990 siswa di berbagai 
kecamatan putus sekolah di tingkat SD, sedangkan angka putusa sekolah 
pada jenjang SMP tercatat 631 anak, dan tingkat SMA/SMK masing-masing 
148 dan 274 anak putus sekolah.
Kondisi tersebut 
terutama terjadi pada keluarga dengan orangtua bermatapencarian nelayan.
 Terutama di kawasan pesisir pantai Kabupaten Cirebon. Selain nelayan, 
anak-anak dari orangtua bermata pencaharian petani maupun pedagang juga 
rentan putus sekolah. Dorongan untuk membantu menopang ekonomi keluarga,
 nyatanya datang pula dari keinginan pribadi sang anak.
Menurutnya, orangtua
 biasanya meminta anak-anak mereka bekerja membantu, ketimbang 
memintanya bersekolah. Dalam pandangan mereka, pemenuhan kebutuhan 
sehari-hari lebih penting.
Athoilah 
menjelaskan, untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, pihaknya 
menyediakan sejumlah program yang diharap membantu anak-anak tersebut 
dapat terus melanjutkan pendidikannya. Antara lain, Beasiswa Siswa 
Miskin (BSM) hingga sekolah terbuka dan satu atap.
"Di Kabupaten 
Cirebon terdapat 23 SMP Terbuka dan lima SMP Satu Atap. Keberadaannya 
untuk membantu anak-anak usia sekolah yang tidak mampu. Apalagi, biaya 
pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Cirebon gratis sebagaimana program
 Bupati," terang dia.
    
0 komentar:
Post a Comment