Cirebon, Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat, berpotensi dikembangkan menjadi
pelabuhan penyeberangan, seperti halnya Pelabuhan Merak di Banten dan
Bakauhuni di Lampung. Pengembangan peran Pelabuhan Cirebon itu bisa
membantu mengurangi kepadatan volume penyeberangan Merak-Bakauhuni yang
sering kali memicu inefisiensi akibat kemacetan panjang dari pantai
utara Jawa Barat, Jakarta, hingga di Merak.
General Manager Pelindo
II Cabang Cirebon Yedi Kusmayadi Kamis (21/3) di Cirebon mengatakan,
pengembangan ke arah itu memerlukan kajian mendalam dan persiapan
teknis, terutama untuk mengatasi problem sedimentasi yang parah di
perairan Cirebon, termasuk di kawasan pelabuhannya. Namun, jika gagasan
ini diwujudkan, bisa memberikan efisiensi.
"Pengangkutan barang dari
jawa untuk menyeberang dari Merak ke Bakauhuni memerlukan waktu 2-3
hari. Selain macet di sepanjang jalan, truk barang juga harus mengantre
feri terlebih dahulu. Hal itu karena jumlah feri di Merak terbatas,
sedangkan mobil yang di angkut sangat banyak sehingga terjadi penumpukan
dan antrean panjang. Problem tersebut bisa diatasi seandainya angkutan
dari Jawa itu menyeberang melalui Pelabuhan Cirebon," Kata General
Manager Cabang Cirebon Yedi Kusmayadi.
Waktu tempuh kapal
penyeberangan Cirebon-Bakauhuni atau sebaliknya berkisar 18-20 jam.
Artinya, ada efisiensi waktu jika dibandingkan melalui Pelabuhan Merak.
"Hal ini juga menghemat biaya bahan bakar sebab jarak Jatim dan Jateng
ke Cirebon lebih dekat daripada harus melalui Jakarta dan Merak terlebih
dulu," ujar Imam Wahyu, Asman SDM dan Umum Pelabuhan Cirebon.
General
Manager Cabang Cirebon menegaskan kesiapannya mengembangkan Pelabuhan
Cirebon menjadi pelabuhan penyeberangan jika didukung pemerintah,
termasuk mengeruk sedimen hingga kedalaman optimum -7 M LWS. Kedalaman
perairan saat ini di Pelabuhan Cirebon -5,5 M LWS. biaya pengerukan
sekitar Rp. 3,5 Milyar.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo)
Kota Cirebon Sutikno mendukung rencana tersebut. "Tantangannya sekarang,
apakah pemilik anggaran (Pemerintah) punya uang untuk mengeruk
pelabuhan dan memiliki kemauan serius merencanakan pelabuhan ke depan,"
katanya.
Data Pelindo II menyebutkan, jumlah pendapatan naik, tetapi
juga diikuti peningkatan biaya sehingga margin keuntungan mengecil.
Pada 2008, laba Rp.16 Miliar, tetapi tahun 2012 hanya 13,5 Miliar.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment