Barcelona 8, Mourinho 3

Barcelona 8, Mourinho 3
Jose Mourinho (AFP/Pierre-Philippe Marcou)
Madrid : Hanya satu tujuan yang tertanam dalam benak Presiden Real Madrid Florentino Perez saat mendaulat Jose Mourinho sebagai pelatih klub yang baru menggantikan Manuel Pellegrini pada 1 Juli 2010. Yaitu, berharap Special One mampu membendung dan memberangus hegemoni musuh bebuyutan: Barcelona.

Ketika itu, di kancah La Liga, dalam tiga musim berturut-turut (2008-2010) Los Blancos harus bertekuk lutut pada rival abadinya itu. Apalagi, di musim 2008-2009 Barcelona yang baru ditangani Pep Guardiola meraih tiga gelar sekaligus. Bahkan, Los Blaugrana sanggup menoreh rekor merebut enam gelar dalam satu tahun kalender: 2009.

Karenanya, Perez yang begitu ngebet mengembalikan kejayaan Madrid bersedia membayar uang kompensasi kepada Inter Milan sebesar 12 juta euro sebagai imbal balik mendapatkan “hak milik” Mourinho. Dengan segudang prestasi yang ditorehnya bersama FC Porto, Chelsea, dan Nerazzurri—utamanya saat mengalahkan Barca di semifinal Liga Champions musim 2009-2010—Mourinho begitu diandalkan sang presiden untuk memulihkan nama besar Los Blancos.

Namun, harapan tinggal harapan. Angan-angan justru jauh dari kenyataan. Dalam tiga musimnya duduk di bench di Santiago Bernabeu, Mourinho hanya mampu memberikan tiga gelar bagi Perez, yaitu Copa del Rey 2011, Piala Super Spanyol 2012 dan La Liga musim 2011-2012. Bila dibandingkan dengan torehan Barcelona, rapor Mourinho jauh tertinggal.

Selama tiga musim menghadapi Mourinho, Barcelona masih sanggup merebut delapan gelar, yaitu dua gelar La Liga, satu gelar Liga Champions, Copa del Rey, Piala Super Eropa, Piala Dunia Antarklub, dan dua trofi Piala Super Spanyol.

Kegagalan Mourinho untuk menyandingkan Madrid sejajar dengan Barcelona juga didukung dengan sikap kontroversialnya, terutama pada media massa. Bukan rahasia umum jika Mourinho kerap dianggap musuh bersama oleh pers Spanyol. Keborokan Mourinho dalam menangani para pemain bintang di Madrid juga menjadi “kredit” poin lainnya.

Kian memerahnya rapor Madrid di musim ini yang nirgelar setelah dipecundangi Barca di La Liga, disingkirkan Borussia Dortmund di semifinal Liga Champions, dan ditundukkan rival sekota Atletico Madrid di final Piala Raja, membuat Perez tak mempunyai pilihan lain selain mempersilakan Mourinho angkat kaki dari Bernabeu.
Share on Google Plus

About ridwan comunity smpn 6

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Post a Comment