Aktivitas Masyarakat Pasca Putusnya Jembatan Lebakngok
Terbiasa Sulit
Berbeda dengan sikap Wali kota Subardi SPd-nya mudah mengeluh saat menghadapi masalah banjir, masyarakat Argasunya lebih optimis. Jembatan boleh putus, namun semangat anak-anak di daerah Lebakngok, Argasunya tetap tersambung, bahkan membara.
MESKI harus melewati jembatan darurat, mereka tetap riang gembira beraktivitas. Tak peduli panas atau terik matahari, anak-anak di daerah Lebakngok Argasunya tetap semangat pulang ke rumah usai menuntut ilmu di SDN Lebakngok. Saat melintas jembatan yang putus pada Minggu (5/2) lalu, tidak ada raut ketakutan sedikit pun.
Misalnya saja Muhammad, siswa kelas 6 SD Lebakngok ini beramai-ramai bersama teman-temannya berjalan di atas jembatan darurat yang dibuat warga. Kepada Radar, Muhammad mengaku tidak takut melewati jembatan tersebut. “Tidak takut, saya sering lewat sini,” tuturnya.
Muhammad mengaku melintas jembatan darurat tersebut untuk main ke rumah temannya. Karena, jembatan itu hanya satu-satunya penghubung ke jalan besar. “Rumah saya memang nggak harus lewat jembatan, tapi kalau mau ke rumah teman atau ke tempat lain kan harus lewat jembatan sini,” tuturnya, Selasa (6/2).
Dia juga mengaku, anak-anak sebayanya memang sudah terbiasa dengan kondisi jalan yang cukup berat. Pasalnya, untuk bisa sampai ke sekolahnya saja, dia harus menempuh perjalanan beberapa kilometer. Jalan yang dilewati kadang menanjak dan menurun. “Makanya jadi sudah biasa. Teman-teman juga biasa,” ucapnya.
Senada, Muhyi siswa kelas 2 SD Lebakngok ini tidak takut sedikit pun bila harus melewati jembatan darurat. Meski rute mainnya agak terganggu, tapi dia tetap beraktivitas seperti biasa. “Nggak takut, soalnya lewat sini sudah biasa,” terangnya. Selain itu, kata Muhyi, melewati jembatan jadi tidak terasa takut bila beramai-ramai. “Kalau lewat sini tidak pernah sendirian, pasti sama teman,” tuturnya.
Bahkan, anak-anak di Lebakngok tidak takut untuk menyebrangi dan mandi di sungai Lebakngok. Padahal, tidak menutup kemungkinan kalau jembatan yang baru saja putus itu longsor. “Kalau hanya lewat seperti ini sudah biasa sih mba. Jadi tidak apa-apa. Tidak takut juga,” tutur Yuan, remaja lain yang usianya lebih besar.
Putusnya jembatan ternyata tidak memengaruhi aktivitas Yuan sehari-hari. Dia bersama rekannya tetap saja ke sana ke mari melalui jembatan itu. Sementara itu, Kepala SDN Lebakngok, Darmawan berharap, pemerintah lebih sensitif dan segera dibangun jembatan darurat yang lebih representatif. Karena, tidak dapat dipungkiri bila hal tersebut sempat mengganggu KBM.
“Saat hari pertama ambruk, KBM sempat terganggu karena banyak anak yang terhambat untuk datang ke sekolah. Jelas hal ini sangat memprihatinkan,” tuturnya. Maka dari itu, agar seluruh kegiatan bisa stabil, dia berharap pemerintah bisa cepat tanggap menangani masalah ini. “Agar akses ke sekolah juga jadi lebih mudah,” tuturnya.
0 komentar:
Post a Comment