Gara-gara Tol, Kota Cirebon Terancam Jadi Kota Mati


TEMPO InteraktifCirebon - Keberadaan jalan tol yang menghubungkan langsung Jakarta ke Jawa Tengah mengancam Kota Cirebon. Kota Cirebon terancam menjadi kota mati karena tidak akan dilewati oleh kendaraan seperti sebelumnya.
Hal tersebut diungkapkan Wali Kota Cirebon, Subardi, saat menghadiri Musyawarah Rencana Pembangunan Kota Cirebon, Selasa (23/3). "Kota Cirebon terancam menjadi kota mati dengan keberadaan jalan tol itu," katanya.
Sebelumnya, Kota Cirebon biasanya disinggahi sejumlah orang yang akan menuju Jawa Tengah, namun dengan keberadaan jalan tol, dikhawatirkan mereka pun tidak akan singgah lagi. 

Seperti diketahui, sejumlah ruas jalan tol akan segera dibangun, di antaranya ruas tol Cikampek- Palimanan (Cikapa) serta ruas tol Kanci-Pejagan yang saat ini sudah diresmikan dan bahkan sudah digunakan.
Di Kabupaten Cirebon sendiri, dampak dari dioperasikannya ruas tol Kanci-Pejagan sudah mulai dirasakan sejumlah rumah makan di ruas pantura. Pemilik rumah makan mengaku sudah mulai kehilangan omzet akibat beroperasinya ruas tol Kanci-Pejagan itu. 

Karena itu, lanjut Subardi, Kota Cirebon pun tidak boleh tinggal diam begitu saja. "Sebab kalau kita diam saja, maka akan dilindas oleh daerah lain," katanya.
Kota Cirebon pun akan kehilangan banyak pendapatan, terutama dari wisatawan yang selama ini sering mendatangi lokasi-lokasi wisata, termasuk wisata kuliner yang banyak terdapat di Kota Cirebon. 

Untuk itu, diperlukan berbagai upaya agar Kota Cirebon tidak menjadi kota yang benar-benar mati. "Salah satunya dengan membuat ruas COR (Cirebon Auto Ringroad), yaitu dengan membuka jalan baru untuk memudahkan akses," katanya.
Jalan baru ini nantinya akan menghubungkan Kota Cirebon ke daerah Beber, Kabupaten Cirebon, yang berdekatan dengan pintu masuk tol. 

Selain itu, lanjut Subardi, diperlukan pula penarikan investor sebanyak-banyaknya untuk mengembangkan Kota Cirebon. "Selama ini harus diakui masih banyak yang mengeluhkan susahnya mengurus perizinan di Kota Cirebon," kata Subardi. Perizinan masih berbelit-belit sehingga banyak investor yang enggan untuk menanamkan investasinya. 

Kondisi ini dikarenakan masih terjadi tarik-menarik di antara sejumlah instansi. "Masing-masing merasa paling berhak untuk mengurus perizinan dan investasi ini," katanya. Karena itu, perizinan terpadu harus secepatnya agar investor bisa semakin mudah mengurus perizinan.
"Harus banyak terobosan yang dilakukan untuk menghindari Kota Cirebon menjadi kota mati akibat pembangunan jalan tol ini," katanya. 
Share on Google Plus

About ridwan comunity smpn 6

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Post a Comment