Harga Kebutuhan Pokok di Cirebon Terus Naik Kamis, 12/07/2012 - 18:45

Meski penetapan 1 Ramadan belum ditentukan pemerintah, namun harga-harga kebutuhan bahan pokok di beberapa pasar tradisional terus merangkak naik. Bahkan, beberapa di antara kebutuhan bahan pokok tersebut, mengalami peningkatan harga yang sangat drastis. Misalnya saja, harga telur ayam yang terus mengalami kenaikan.
Saat ini, di Pasar tradisional Sumber Kabupaten Cirebon, harga telur ayam mencapai Rp 19 ribu per kilogramnya, padahal pada awal Juli, harga telur ayam dijual Rp 14.500 untuk satu kilogramnya.
“Di antara harga kebutuhan bahan pokok, yang setiap hari mengalami kenaikan harga itu telur ayam. Memang kenaikan harganya tidak terlalu besar yakni Rp 500 untuk satu kilogramnya. Tapi kan kalau tiap hari, harganya pun semakin mahal daripada awal bulan Juli,” ungkap seorang penjual telur ayam Edi Warina (34) di Pasar Sumber, Kabupaten Cirebon, Kamis (12/7).
Lonjakan harga pun terjadi pada harga daging ayam kampung, yakni sekitar 25 persen dari harga sebelumnya. Pada pekan lalu, harga daging ayam kampung masih bisa dibeli dengan harga Rp 40 ribu per kilogram.
Namun, pada Kamis (12/7), harga daging ayam kampung meningkat menjadi Rp 50 ribu per kilogramnya. Selain itu, harga daging ayam pun naik menjadi Rp 26 ribu per kilogram yang semula dipatok Rp 22 ribu.
“Harga-harga menjelang puasa pasti mengalami kenaikan. Mau bagaimana lagi. Bukannya penjual tega mematok harga yang tinggi, karena stok persediaan daging pun seakan terbatas,” ungkap pedagang daging ayam potong, Atun (47) saat ditemui di kiosnya.
Demikian juga dengan harga daging sapi yang terus mengalami kenaikan harga. Diungkapkan seorang pedagang daging sapi di pasar yang sama, Delpin (34) pun menyatakan harga daging sapi setiap harinya terus merangkak naik.
Sudah dua hari terakhir ini, harga daging sapi mengalami kenaikan Rp 1.000 untuk satu kilogramnya. Hal serupa pun terjadi pada harga daging kambing yang mengalami dua kali kenaikan harga dalam satu pekan ini. Kenailan harga daging sapi dan daging kambing terjadi secara berturut-turut yakni pada Rabu dan Kamis (11-12/7).
“Kalau harga normal sebesar Rp 64 ribu. Namun, selama dua hari terakhir harga daging sapi menjadi Rp 66 ribu. Naiknya Rp 1.000 tiap hari," katanya.
Delpin pun memperkirakan, harga daging sapi bakal terus meningkat hingga awal bulan puasa yang akan menginjak harga Rp 75 ribu hingga Rp 80 ribu. "Mudah-mudahan tidak lebih dari Rp 80.000," katanya.
Kenaikan harga lebih cenderung dipengaruhi seiring dengan harga ternak yang terus naik. Tidak hanya pada harga daging, kenaikan harga pun terjadi pada harga bahan pokok lainnya.
Seorang pemilik toko Sembako, Sri Asih (40), mengatakan hal yang sama. Sri menuturkan, setiap harinya hampir semua jenis kebutuhan pokok naik, di antaranya yakni harga beras.
Untuk beras jenis IR, ia patok dengan harga Rp 7.600/kilogramnya, sedangkan untuk beras Rojolele dihargai Rp 7.400 setiap kilogramnya. Sri pun memperkirakan harga beras Rojolele bisa menginjak Rp 8.000 pada awal pekan depan. “Kenaikan masing-masing harga bahan pokok itu sekitar 20 persen dari harga semula.
Saat disinggung mengenai harga minyak goring curah, Sri mengakui terjadi peningkatan harga. Saat ini, harga minyak curah yang ia jual di tokonya itu berkisar Rp 10.500 per kilogramnya yang semula ia jual Rp 9.300. Kenaikan harga minyak goreng curah dialami sejak awal Juli ini.
Selanjutnya, kenaikan harga pun terjadi pada harga bahan-bahan lainnya, seperti tepung terigu. Di Pasar Sumber, harga tepung terigu ukuran 25 kilogram, mengalami lonjakan harga sebesar Rp 15 ribu menjadi Rp 120 ribu yang semula berada pada harga Rp 105 ribu.
Harga gula pasir pun meningkat Rp 2.500 menjadi berkisar pada harga Rp 13 ribu menjadi Rp 14.500 setiap kilogramnya. Sri pun mengatakan, kenaikan harga lumrah setiap kali menjelang puasa, selama bulan Ramadan, dan menjelang hari raya Idulfitri. Namun, ia pun tak yakin, harga barang-barang itu turun pasca lebaran nanti.
Beberapa konsumen pun mengaku khawatir terkait terus melonjaknya harga bahan-bahan pokok itu. Apalagi kenaikan harga kerap terjadi menjelang Ramadan.
“Diperlukan peran aktif pemerintah dalam menekan laju kenaikan harga yang harus pula diimbangi dengan kemampuan masyarakat. Contohnya dengan segera melakukan operasi pasar berbagai harga kebutuhan pokok. Supaya masyarakat ekonomu lemah pun bisa membeli kebutuhan bahan pokok dengan harga yang terjangkau,” ungkap seorang konsumen, Sandra Sundari (31) saat ditemui seusai membeli beras di Pasar Sumber. (A-198/A-89)***
Share on Google Plus

About ridwan comunity smpn 6

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Post a Comment