
Dia menambahkan, guncangan keras tidak berlangsung lama. “Paling-paling ada 10-15 detik saja bisa saya rasakan. Kami semua berhamburan keluar rumah untuk memastikan gempa atau hanya kepala saya yang pusing. Ternyata benar, ada gempa. Warga yang lain juga pada keluar rumah untuk memastikannya,” tambahnya.
Sementara itu, Suparman, Kepala Desa Mertapada Wetan membenarkan bahwa gempa terjadi seusai salat Isya. Namun, Suparman memastikan tidak ada kerusakan yang terjadi karena gempa tersebut. “Kalau bahasa sininya, gempa itu dinamakan dengan ‘Lini’. Tidak besar, cuman goncangan yang dirasakan sebentar. Dari penelusuran aparat desa, tidak ada yang rusak baik rumah maupun bangunan,” ungkapnya.
Ketika dihubungi, Kepala Badan Meterodologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas III Jatiwangi Majalengka, Effendi menegaskan, gempa tersebut memang terjadi dan masuk dalam kategori vulkanik. “Pusat gempa berada di darat 6 kilometer Tenggara Kota Cirebon dengan kedalaman 10 kilometer di atas permukaan laut. Gempa ini tidak menimbulkan tsunami,” terangnya.
Effendi mengimbau untuk tetap waspada di daerah dekat pantai. “Bisa saja ada gempa susulan, mengingat iklim saat ini sedang terjadi proses pencairan di kutub utara, sehingga dikhawatirkan ada pergeseran kerak bumi di bawah air laut,” terangnya.
0 komentar:
Post a Comment