"Terminal tipe A, lokasinya harus luas dan tidak boleh di dalam kota. Oleh karena itu, nanti kami akan mengupayakan setiap pemerintah kabupaten/kota agar terminal tipe A ini dilebarkan dan mudah diaksesnya," kata Dede Yusuf usai berkampanye simpatik di Terminal Bus Antarkota Cicaheum, Kota Bandung, Kamis (14/2/2013).
Dijelaskan dia, berdasarkan keterangan dari pengurus Terminal Cicahaeum, dalam sehari, sebanyak 200 bus antarkota dan antarprovinsi keluar masuk dari terminal tersebut. "Di Terminal Cicaheum dalam seharinya, lebih dari 200 bus keluar masuk. Baik antara provinsi atau antara kota/kabupaten," ujar Dede.
Melihat kondisi terminal tersebut, kandidat yang diusung Koalisi Babarengan ini mencanangkan program untuk merevitalisasi kereta api dan terminal. "Ke depan kami punya keinginan merevitalisasi kereta api dan terminal. Tapi tentu tidak bisa sendiri harus dengan dukungan pemerintah kabupaten/kota," ucap dia.
Dede mengakui bahwa saat ini, sudah ada beberapa kabupaten/kota yang membangun terminal tipe A dengan kondisi baik, seperti areanya yang luas. Namun, lanjut dia, di balik itu semua masih ada permasalahan yang dihadapi, yakni program penataan untuk terminal.
"Dan memang pada awalnya mengalami kendala seperti banyak bus yang ingin mendapatkan penumpangnya di tempat yang sudah biasa. Namun ketika pemerintah memaksakan untuk pindah, sekarang sudah berkembang dengan baik, contoh di Kuningan dan Cirebon sudah dibangun," tutur dia.
Dede menambahkan, sebuah terminal ke depannya harus dibuat senyaman mungkin atau jauh dari kesan kumuh, serta bisa diakses dengan mudah oleh calon penumpang.
"Artinya terminal itu adalah titik temu bidang transportasi dan warga. Jadi kita harus memikirkan moda transportasi setelah dari bus di terminal apa. Kita ingin lebih nyaman. Saat datang ke terminal itu kita menghindari kesan kumuh, kesan copet, itu harus nyaman, malam juga harus terang," imbuhnya.
0 komentar:
Post a Comment