Kusdiyono: Saya Tidak Tendang Takdir


 
SURANENGGALA – Setelah resmi dilaporkan ke Polres Cirebon oleh Takdir (39), Drs Kusdiyono membeberkan fakta dari sudut pandangnya. Berdasarkan keterangan yang disampaikan kepada Radar, Selasa (3/4), Kusdiyono mengaku tidak melakukan penganiayaan yang selama ini dituduhkan. Meskipun demikian, ia mengakui telah menendang motor bagian depan korban, bukan menendang kaki maupun anggota tubuh lainnya seperti yang diberitakan selama ini.
Saat Radar dan media lain berkunjung ke rumahnya, di wilayah Kecamatan Suranenggala, Kusdiyono menceritakan kronologis kejadian tersebut. Menurutnya, saat itu ia dan keluarga berobat ke Puskesmas Mertasinga untuk memeriksakan kesehatan gigi. Saat itu, lanjutnya, Kusdiyono yang juga Camat Gunung Jati itu melihat motor yang lewat di depan puskesmas bersenggolan dengan motor lainnya. Setelah bersenggolan, motor yang kemudian diketahui dikemudikan Takdir (39) itu, kembali jalan tanpa melihat arah depan. “Ia bilang ke motor yang bersenggolan itu, tidak apa-apa? Mereka tidak apa-apa. Lalu motor Takdir jalan dan menabrak anak saya yang akan masuk ke mobil,” terangnya.
Melihat anaknya ditabrak motor, istri Kusdiyono yang melihat kejadian itu langsung berteriak kepadanya bahwa Nabila, anak mereka tertabrak motor. Mendengar itu, Kusdiyono secara refleks langsung mencoba menghentikan motor itu, agar tidak terlalu jauh tabrakannya. “Anak saya kakinya kena ban motor, dan tubuhnya kena setir motor itu,” jelasnya. Saat ini, ia sudah memeriksakan kondisi putrinya ke dokter. Hasilnya, Nabila mengalami luka-luka memar. Dalam situasi seperti itu, Kusdiyono lantas menegur Takdir setelah menabrak motor dan menabrak manusia. “Tapi dia cuek bebek. Sebagai orang tua yang anaknya ditabrak, otomatis saya emosi,” ungkapnya.
Sesaat kemudian, atas informasi dari petugas puskesmas, istrinya membisikkan bahwa yang mengendarai motor itu tunadaksa (cacat fisik). Mengetahui itu, Kusdiyono mengaku langsung meminta maaf di tempat kejadian. “Saya meminta maaf dan ia memaafkan. Katanya, ia enggak apa-apa,” terangnya. Namun, setelah menabrak anaknya, lanjut Kusdiyono, Takdir tidak juga meminta maaf.
Kusdiyono merasa sangat menyesal, karena itu, seusai memeriksakan kesehatan mata anaknya, ia dan istrinya langsung mendatangi rumah korban untuk meminta maaf kembali. “Saya dan istri diantar Sekretaris Desa dan Kaur Kesra Desa Mertasinga. Waktu itu, mantan kuwu Mertasinga yang bernama Amir juga ikut mengiringi,” urainya. Sesampainya di tempat tujuan, ia langsung bertemu Takdir dan meminta maaf kembali. Oleh Takdir, permintaan maaf itu diterima. Tetapi, beberapa saat kemudian, Takdir memanggil kakaknya dan dengan marah-marah kakaknya yang bernama Kurnia dan Heriyanto keluar dan memaki-maki Kusdiyanto. Bahkan, lanjutnya, Kurnia atau Yaya menunjuk hidung dan jidatnya dengan tangan yang menempel. “Tangannya sampai nempel di hidung dan jidat saya,” ucapnya sambil mempraktikkan itu.
Disamping itu, kakak Takdir lainnya, Heriyanto datang sambil menghunus keris untuk ditusukkan kepadanya, namun dihalang-halangi mantan kuwu Mertasinga, Amir. Ia melihat, saat itu ada Ketua LSM GERAM, Khaerudin Usman di dalam rumah tersebut, namun Khaerudin mendiamkannya dan tidak berusaha mencegahnya. Selain itu, Kusdiyono mempersilakan langkah hukum yang dilakukan Takdir, ia berjanji akan menjalani proses hukum itu dengan baik. “Banyak kebohongan yang disampaikan narasumber pada berita-berita kemarin,” ucapnya. Namun, ia masih memikirkan langkah hukum selanjutnya yang akan ditempuh atas berita bohong yang disebar oleh oknum tertentu.
Terkait upaya damai yang dilakukan dengan mengutus anggota Polsek Gunungjati ke rumah pelapor, Kanit Reskrim Polsek Gunungjati, Aiptu Dadang Hermanto SH MH membantah ada petugasnya yang mendatangi rumah korban maupun kantor LSM GERAM pimpinan Khaerudin Usman. “Tidak ada itu. Anggota saya tidak ada yang ke sana,” tegasnya. Takdir secara resmi telah melaporkan Kusdiyono atas dugaan penganiayaan yang diterimanya. Berkas Laporan Polisi (LP) nomor : LP/317/IV/2012/JABAR/RES CRB, telah resmi tercatat di bagian Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polres Cirebon.
Share on Google Plus

About ridwan comunity smpn 6

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Post a Comment