Saat Angkot Bukan Lagi Pilihan


 
Sampai Lupa Tarif
Meningkatnya jumlah pengendara bermotor tiap tahun, membawa dampak pada pengguna Angkutan Kota (angkot). Kian memicu masyarakat lupa besaran tarif angkot, karena semakin jarang bepergian dengan salah satu sarana transportasi publik itu.
HAL sepele, namun banyak dilupakan orang. Mengingat tarif angkot, saat ini bisa dikatakan bukan suatu kebiasaan bagi para pengendara motor. Sebab selain jarang naik angkot, mereka juga terbiasa dengan rutinitas sehari-hari menggunakan kendaraan pribadi, seperti mobil dan motor.
Bahkan ada beberapa pegawai bank yang cenderung lebih menggunakan becak daripada menggunakan angkot. Seperti penuturan Mia Rosmalia (24), teller Bank Mandiri Cirebon, yang setiap hari menggunakan becak untuk pergi ke kantor, daripada mesti naik angkot. Tidak heran saat ditanya wartawan koran ini perihal tarif angkot yang berlaku di Kota Cirebon, ia tidak bisa menjawabnya, dan mengaku lupa. “Sekitar 3000 mungkin, ah lupa saya. Karena udah jarang naik angkot,” ucapnya dengan mimik menahan malu, kemarin.
Senada dengan ucapan Mia, Humas Untag Prima Perhotelan Cirebon, Andhika Pratama (26) mengatakan, sudah lupa dengan tarif angkot yang berlaku di Kota Cirebon. Karena sejak tahun 2004, ia mengaku sudah tidak menggunakan angkot lagi, dan beralih kepada kendaraan pribadi yaitu motor Yamaha Mio. “Sejak SMA saya pakai motor, jadi ngga tahu berapa tarif angkot sekarang,” ujarnya.
Pemilik Waroeng Sosis Bakar Cirebon, Bayu Munggaran Putra Suhendar (25) juga mengatakan hal yang sama, tentang tarif angkot di Kota Cirebon yang sudah tidak ia ketahui. Karena semenjak lulus SMA ia langsung kuliah di Bandung. Jadi untuk tarif angkot di Kota Cirebon ia tidak mengetahui dengan pasti, bahkan ia terakhir kali menggunakan angkot sekitar sebulan yang lalu. “Waktu itu saya ngeluarin uang 10 ribuan, karena lupa dengan tarifnya berapa. Tapi pas dikembalikannya Rp7.500 akhirnya tahu kalau tarif angkot umum Rp2.500,” tuturnya diselingi tawa.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Suwarni (32), seorang ibu rumah tangga yang baru pindah dari Kota Bandung ke Kota Cirebon lima hari yang lalu. Ia sehari-hari menggunakan angkot untuk mengantar anaknya pergi ke sekolah yang terletak di Jl Kartini, namun ia mengaku tidak hafal tarif angkot di Kota Cirebon karena penetuan tarif di Cirebon menurutnya berbeda dengan di Bandung. “Kalau di Bandung tarif dihitung dari jaraknya, namun di Cirebon sudah ditentukan jauh dekat sama, tapi saya lupa berapa, mungkin belum biasa,” paparnya.
Sekertaris DPC Organda Kota Cirebon, Karsono mengatakan, masyarakat memang terkadang sering lupa akan tarif angkutan umum yang berlaku di Kota Cirebon. Karena saat ini sudah mulai sedikit pengguna angkutan umum di Kota Cirebon. Maraknya penjualan sepeda motor dan kepercayaan masyarakat kepada angkot cenderung menurun.
Ia menjelaskan, DPC Organda sudah sering melakukan sosialisasi terkait tarif angkutan umum kepada masyarakat penggunanya. “Namun karena kemarin sempat ada wacana kenaikan harga BBM bersubsidi, maka pemikiran masyarakat, tarif angkot juga sudah naik, padahal belum,” katanya.
Karsono mengungkapkan, tarif angkot untuk dewasa adalah Rp2.500 dan untuk kalangan pelajar dan mahasiswa adalah Rp1.500. Namun menurutnya dengan tarif seperti itu masih memberatkan pihak pengusaha angkutan umum. Karena walau harga BBM bersubsidi tidak jadi naik, tetapi harga lainnya seperti roda, naik 40% dibanding sebelumnya. “Kalau begini para pengusaha angkot bisa kolaps alias bangkrut,” ujarnya.
Share on Google Plus

About ridwan comunity smpn 6

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Post a Comment