CIREBON – Virus mematikan HIV AIDS berpotensi besar
cenderung menyerang para pria. Demikian disampaikan Sekretaris Komisi
Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Cirebon, Sri Maryati MA kepada Radar di kantornya, Jumat (1/2).
Sri menjelaskan seks dan narkoba merupakan dua hal yang tidak bisa
dipisahkan. Keduanya menjadi satu paket penyumbang HIV AIDS.
Diterangkan, biasanya setelah melakukan pesta narkoba, para pria dan
wanita melakukan pesta seks yang berpotensi besar menularkan penyakit
mematikan itu. “Ini sering terjadi di kalangan remaja,” ujarnya.
Terkait slogan KPA Kota Cirebon yang terpampang di depan kantor, yang
memuat kalimat “Pria Potensi Tularkan HIV AIDS”, menurut Sri, slogan
tersebut merupakan fakta yang terangkum. Jika pria protes, harus
tertantang dengan membuktikan agar melindungi anak dan istri agar
terhindar dari HIV AIDS. Bentuk perlindungannya, pria tersebut tidak
melakukan hubungan seks dengan wanita lain selain istrinya. “Itu jurus
ampuh terhindar dari virus mematikan AIDS,” tuturnya.
Sri mengungkapkan selain tidak berhubungan dengan perempuan lain yang
tidak jelas statusnya, pria atau suami harus bisa memberikan informasi
tentang hal tersebut. Sebab remaja saat ini minim informasi yang tepat
tentang HIV AIDS. Di Indonesia, 2.160 ibu rumah tangga sudah tertular
dari suami. Di Jawa Barat ada 560 ibu rumah tangga yang positif terkena
HIV AIDS, juga tertular dari suami. Sementara di Kota Cirebon, ada 29
ibu rumah tangga yang tertular HIV AIDS dari suami. “Ini bukti, pria
potensi tularkan HIV AIDS,” tegasnya.
Data tersebut hanya yang terungkap di lapangan. Sri menyebutkan
pihaknya tidak bermaksud menyudutkan kaum pria. Namun, hanya
mengingatkan akan bahaya pria bermain “api”. Dengan demikian, lanjut
wanita berkerudung ini, KPA akan melakukan intervensi program dan
pemberian informasi terhadap pria yang berisiko tinggi, yaitu pria yang
melakukan hubungan seks bukan dengan pasangannya. Tahun lalu, intervensi
dilakukan kepada populasi kunci, seperti waria, PSK, dan gay maupun
lesbi. “Tahun ini, intervensi kami lakukan kepada seluruh anggota
masyarakat atau populasi umum. Mudah-mudahan terpapar tentang HIV AIDS,”
harapnya.
Sesuai aturan Perda Nomor 1 tahun 2010 tentang Penanggulangan HIV
AIDS, siapa pun yang pernah melakukan perilaku yang berisiko, wajib
memeriksakan diri di klinik pemerintah. Hal ini sebagai langkah
pencegahan. Selama ini kasus terungkap baru permukaan gunung es. Sri
yakin, banyak kasus yang belum terungkap. Berdasarkan data, rentang
tahun 2004-2013, ada 535 orang positif terkena infeksi HIV AIDS.
“Penyakit ini didominasi usia produktif. Dari 17 tahun sampai 52 tahun,”
bebernya.
Dijelaskan, sejak 2007 hingga sekarang terjadi pergeseran model
penularan. Jika di tahun 2007 didominasi jarum narkoba jenis suntik,
tahun ini mulai tren hubungan seks. Penularan HIV AIDS hanya melalui
tiga cara yakni, cairan sperma, cairan vagina dan darah. Sepanjang 2012
lalu, sudah ada 28 orang yang positif terkena HIV AIDS. Angka penurunan
ditekan sedemikian rupa, sehingga penularan hanya 0,09 persen. Penurunan
terjadi karena intervensi perubahan perilaku, dan melakukan banyak
program di kalangan komunitas. “Banyak perempuan yang ditularkan
pasangannnya. Pria harus jaga diri,” pesannya.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment