Hal ini tentu membuat para pedagang waswas. Beberapa di antaranya
bahkan siap-siap untuk memperbaiki kios atau lapak jualan. Pemilik kios
Blok A No 32, H Didin mengatakan, saat hujan tiba dipastikan jalanan
pasar menjadi terendam. Sebenarnya, kondisi ini diperparah dengan
kebiasaan para pedagang yang sembarangan menutup aliran irigasi atau
drainase. Karena drainase tertutup, kata dia, air tidak berjalan
sehingga meluap. “Bagaimana tidak banjir, orang drainasenya saja tidak
ada,” ujarnya.Menurutnya, beberapa tahun lalu kondisi jalanan di Pasar Tegalgubug tidak separah tahun ini. Karena kenyamanan dan kebersihan yang kurang, kini H Didin harus memutar otak agar tempat kiosnya tidak becek dan banjir yaitu dengan cara meninggikan lantai dan membuat saluran air. Tidak hanya itu, keadaan demikian juga karena kurang dukungan Pemerintah Kabupaten Cirebon dalam memperhatikan Pasar Tegalgubug. “Walaupun ini pasar desa, setidaknya punya tanggung jawablah mau memperhatikan kondisi di sini,” ungkapnya saat dijumpai Radar, kemarin.
Senada dengan pedagang pakaian, Afif. Dia juga menginginkan agar Pemkab Cirebon mau memperhatikan dan peduli dengan lingkungan Pasar Sandang Tegalgubug. Tidak hanya kondisi jalan yang semakin becek dan tidak karuan, tapi juga sarana prasarana umum lainnya terutama pada tempat mandi, cuci, kakus (MCK). Secara tegas, ia meminta pemkab mau menyisihkan anggarannya untuk perbaikan sarana pasar. “Ini kan pasar terbesar, pemkab juga yang bangga. Harusnya juga ikut peduli,” tegasnya.
0 komentar:
Post a Comment