Direktur Utama MRT Dono Boestami mengatakan, total anggaran tersebut bakal ditambah dana sekitar 75,128 miliar yen yang dialokasikan untuk merealisaikan proyek transportasi massal tahap pertama dari Lebak Bulus sampai Bundaran Hotel Indonesia. Seluruh pendanaan itu berasal dari Japan International Cooperation Agency (JICA) yang memberikan pinjaman dengan suku bunga pinjaman di bawah 1% dan tenggang waktu selama 40 tahun.
"Proyek ini dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah melalui JICA, dalam bentuk special term for economic patnership," kata Dono, saat menghadiri konfrensi pers di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (15/4/2013).
Menurut Dono, JICA telah memberikan komitmen untuk membiayai proyek ini sampai seluruh pekerjaan konstruksi tahap pertama selesai. Pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sendiri telah menjamin kesinambungan proyek ini mulai dari masa pembangunan hingga beroperasi.
"Dengan demikian, dana, lahan, kesiapan regulasi, biaya operasional, perencanaan tata ruang proyek ini disiapkan secara matang sehingga tidak akan menghambat jalannya proyek," ungkap Dono.
Meski masa kerja direksi baru berjalan tiga minggu, Dono yakin bisa menghadapi hambatan dalam penyelesaian proyek yang tertunda sejak lima tahun. Caranya dengan mempelajari dokumen-dokumen yang ada guna mengetahui kendala yang muncul.
"Kami ingin tidak mau seperti proyek yang lainnya sudah berjalan ada hambatan, Kami yakin sudah tidak ada alasan untuk menunda,".
Terkait penetapan pemenang tender pembangunan MRT, perseroan mengaku baru akan mengumumkannya pada saat soft launcing MRT. Sementara pembangunan jalur tahap kedua dengan rute HI-Kampung Bandan, Dono memperkirakan kebutuhan anggaran mencapai 113 miliar yen.
Namun perusahaan mengaku belum bisa memastikan waktu pelaksanaan proyek tersebut.
0 komentar:
Post a Comment