KUNINGAN - Kawasan Kebun Raya Kuningan (KRK) di Desa
Padabeunghar, Kec. Pasawahan, Kab. Kuningan, dipastikan akan
difasilitasi jalur akses khusus dengan pintu gerbang masuk dari wilayah
Kec. Dukuhpuntang, Kab. Cirebon. Kepastian pembuatan jalan masuk keluar
KRK melalui Kab. Cirebon itu, menurut Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta
Karya Kab. Kuningan H. Lili Suherli, baru-baru ini bahkan telah dibuat
dan ditetapkan dalam Detail Engineering Design (DED).
"Awalnya,
ruas jalan utama KRK sempat direncanakan akan dibuat dengan membangun
ruas jalan yang sudah ada di Kuningan yaitu dari Kecamatan Mandirancan,
Kuningan. Akan tetapi kalau dari Mandirancan, ruang geometriknya tidak
mendukung, sehingga dipilih untuk dibuatkan jalan baru melalui
Dukuhpuntang, Cirebon," ujar Lili Suherli, kepada "PRLM" Minggu
(14/4/2013).
Lili Suherli menyebutkan, pembangunan ruas jalan
akses KRK tersebut akan dibiayai dari APBN. Sementara, pengadaan
lahannya akan ditanggung oleh Pemkab Kuningan dan Pemkab Cirebon.
Malahan, menurut Lili Suherli, pun Kepala Dinas Bina Marga Kab. Kuningan
H. Rusliadi, pada tahun anggaran 2013, Pemkab Cirebon telah mulai
membebaskan lahan di daerahnya untuk ruas jalan tersebut. Namun, untuk
pelaksanaan pembangunan jalannya sementara ini masih harus menunggu
kepastian anggaran dari pemerintah pusat.
Kepala Dinas Bina Marga
Kab. Kuningan H. Lili Suherli, didampingi Kepala Bidang Pemeliharaan
Ade Sukayat, menambahkan, berdasarkan DED-nya ruas jalan akses KRK itu
akan dibuat sepanjang lebih kurang 8 kilometer, mulai dari Dukuhpuntang,
Cirebon, mengarah ke Talagaremis, lalu ke Talaga Kejaten, Bukit Batu,
sampai lokasi KRK.
"Jalan sepanjang itu akan dibuat dengan lebar
badan jalan 7 meter, jembatan ditambah dengan bahu jalan kiri kanan
dengan lebar masing-masing 1,5 meter. Di sepanjang jalan itu juga akan
difasilitasi lampu-lampu penerangan jalan," kata Rusliadi, seraya
mengungkapkan nilai anggaran pembangunan jalan berikut dua jembatan,
bahu jalan, dan lampu-lampu penerangannya itu, direncanakan mencapai Rp
73 miliar.
Sementara itu, berdasarkan keterangan yang pernah
diekspos Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya Bogor dan Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) akhir tahun 2012, Kebun Raya Kuningan
dengan luas kawasan sekitar 172 Hektare, dibangun atas aspirasi seluruh
masyarakat Kab. Kuningan. Pembangunannya diawali dengan penyusunan
masterplan, hasil kerja sama antara Pemkab Kuningan dengan Departemen
Pekerjaan Umum, LIPI, dan PKT Kebun Raya Bogor serta komponen pemerintah
pusat dan masyarakat lainnya.
Perkembangan pembangunan
infrastruktur KRK hingga akhir Desember 2012, di antaranya telah
tersedia bangunan kantor pengelola, jalan lingkungan, pembibitan, tempat
parkir, embung, dan tanggul Situ Cibuntu. Sementara, jumlah koleksi
pohon tertanam di kawasan KRK hingga akhir Desember 2012 telah mencapai
199 jenis 8.540 spesimen dengan jumlah tanaman di pembibitan sebanyak
345 jenis, 16.937 spesimen.
KRK yang berada di kaki Gunung
Ciremai dan berbatasan langsung dengan kawasan Taman Nasional Gunung
Ciremai (TNGC), dibangun dengan bertemakan koleksi tumbuhan daerah
berbatu dan Gunung Ceremai. Kebun Raya Kuningan juga akan berperan
sebagai site's window dari TNGC, wisata alam untuk perlindungan, dan
dapat meminimalisasi dampak negatif degradasi sumber daya alam.
Selain
itu, keberadaan KRK juga berpotensi mendukung pengembangan produk
pariwisata yang berorientasi pada nilai edukasi, serta membentuk peran
aktif masyarakat dalam memberikan nilai tambah terhadap pembangunan
ekonomi wilayah. Dalam perkembangan selanjutnya area KRK akan dibagi
menjadi beberapa sub-zone. Di antaranya area konservasi untuk tumbuhan
lokal, buah-buahan, area konservasi untuk tumbuhan koleksi Indonesia
khususnya Jawa, area konservasi untuk tumbuhan koleksi dunia serta taman
tematik singkataan dari Taman Awi (bambu) dan taman tumbuhan bebatuan).
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment