HARJAMUKTI- Warga
Kota Cirebon kembali mempermasalahkan praktik jual beli lembar kerja
siswa (LKS) yang terjadi di lingkungan pendidikan. Salah satu warga
Harjamukti, Sri, mengatakan, LKS dan buku cetak yang selama ini
dijualbelikan dianggap memberatkan dirinya. Terlebih, untuk buku cetak
sendiri, tidak bisa digunakan secara turun-temurun kepada adik kelasnya.
“Kalau dulu buku cetak itu bisa digunakan lagi ke adiknya, sementara
sekarang setiap tahun harus ganti, ini sangat memberatkan sekali,”
tuturnya saat reses anggota DPRD Kota Cirebon, Cecep Suhardiman SH MH,
kemarin. Sri mengaku bingung karena di satu sisi, keberadaan LKS juga
menunjang pendidikan anaknya. Namun dari segi ekonomi, LKS yang harus
dibeli dengan harga yang cukup tinggi setiap semesternya juga cukup
memberatkan. “Jadi kami minta kalau bisa LKS itu digratiskan,“ kata Sri.
Warga Harjamukti lainnya, Suli, juga mengeluhkan jual beli LKS yang
dianggap sangat memberatkan. Bahkan dia meminta bila perlu biaya
pendidikan dihapuskan untuk warga yang kurang mampu. “Untuk sehari-hari
saja susah, ini ditambah lagi untuk beli LKS, jelas sangat memberatkan,”
ujarnya.
Sementara Cecep Suhardiman mengatakan, DPRD saat ini sedang mendorong
agar keberadaan LKS di sekolah digratiskan. Dijelaskannya, dari segi
anggaran, pengadaan LKS gratis sangatlah memungkinkan. “Sudah pernah
dilakukan pembahasan dengan pihak dinas pendidikan. Dan kadisdik
menyanggupi untuk mengupayakan LKS gatis,” bebernya.
Dikatakannya, program pendidikan gratis pun tidak menutup kemungkinan
akan diberlakukan bagi warga kota. Namun, kata dia, pihaknya akan
mendorong pengklasifikasian masyarakat yang berhak mendapatkan bantuan.
“Jadi yang memang gratis itu ya warga yang benar-benar kurang mampu. Yang mampu tetap bayar. Ya minimalnya ada subsidi silang. Dan memang kita perlu mendorong adanya pengklasifikasian ini,” tukasnya.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment